Turunkan Jenazah Pendaki dari Gunung Everest, Profesi Ini Dibayar Miliaran Rupiah

bisnis
Turunkan Jenazah Pendaki Dari Gunung Everest Profesi Ini Dibayar Miliaran Rupiah 1a7f5a3.jpg

Menurut VIVA Techno – Nepalmyhosetrex.com, Everest berada 8.848,86 meter (29.031,7 kaki) di atas permukaan laut dan merupakan tempat paling menakjubkan di dunia. Pokoknya pemandangannya luar biasa indah, siapa sangka tempat ini ternyata bisa memakan korban begitu banyak di dunia. Gelar gunung tertinggi di dunia menjadikan Everest sebagai destinasi yang paling diidamkan banyak pendaki. Namun sayang, banyak pendaki yang meninggal di tempat. Mungkin banyak dari Anda yang bertanya, bagaimana cara menurunkan jenazah pendaki Gunung Everest yang sudah meninggal? Profesional Sherpa dibayar luar biasa. Panggilan ke Sherpa di Everest Pekerjaan seorang Sherpa tidaklah mudah bagi semua orang dan hanya sedikit orang yang mampu melakukannya. Sherpa mampu membawa pendaki turun dalam kondisi apapun, dan nyatanya profesi Sherpa ini ternyata menjadi salah satu profesi dengan bayaran tertinggi di dunia, mungkin masih banyak yang belum mengetahui apa itu Sherpa? Itu adalah nama sebuah suku di Nepal dan Tibet yang tinggal di kaki pegunungan Himalaya. Namun karena popularitas mereka sebagai penyelamat para pendaki Everest, Sherpa menjadi nama profesi mereka. Mereka yang berprofesi sebagai Sherpa nantinya akan dipanggil dengan namanya, seperti Sherpa yang terkenal, seperti Iron Sherpa. Para Sherpa sendiri dikenal sebagai pemandu pendakian di Gunung Everest. Tugas para Sherpa di pegunungan adalah Sherpa sendirilah yang bertugas membantu para pendaki mendaki Gunung Everest. hingga mereka bisa turun dengan selamat dari tebing Suku Sherpa sendiri terkenal dengan metabolisme unik yang membuat mereka berbeda dan unik dari masyarakat lainnya. Seorang profesor biologi di University of California, AS, mengatakan struktur tubuh Sherpa disesuaikan dengan ketinggian Everest sehingga misalnya kekurangan oksigen. “Gen atlet super” EPAS1 bekerja mengatur produksi hemoglobin tubuh, membuat tubuh Sherpa lebih efisien dalam mengonsumsi oksigen. Para Sherpa sendiri berprofesi sebagai penggembala ternak, penenun, dan petani dataran tinggi sebelum dikenal sebagai pendaki dan penakluk Everest. Kehidupan suku Sherpa akhirnya berubah 180 derajat ketika Everest menjadi tujuan wisata pada awal tahun 1900-an. Sherpa yang direkrut secara pribadi dilaporkan akan menelan biaya lebih dari $5.000 atau sekitar Rs 79,7 juta. Sementara itu, seorang Sherpa yang disewa untuk bongkar muat akan dibayar 47,8 juta rubel, mulai dari $3.000. Sherpa yang dipekerjakan untuk menyediakan layanan memasak akan menerima sekitar $2.000, atau sekitar $31,8 juta. Selain itu, Sherpa khusus dipekerjakan untuk menurunkan jenazah pendaki yang meninggal di Gunung Everest, dan mereka dibayar mahal. Banyak yang merupakan pendaki. Everest akhirnya meninggal karena tidak tahan dengan kondisi disana, sebagian besar jenazah meninggal disana, namun ada juga jenazah yang membeku, dan tugas mengeluarkan jenazah yang beku dan tentunya berat merupakan tugas yang mengancam jiwa profesi Sherpa. Dimana berdasarkan informasi yang ditampilkan dalam video tersebut terungkap bahwa profesi Sherpa setara dengan 40.000 hingga 80.000 dollar Amerika atau Rp. Sekali naik jumlahnya bisa mencapai Rp 1,7 miliar atau sekitar 2 miliar. Presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal, An Tshering Sherpa, mempunyai salah satu kisah paling mengerikan tentang pembuangan jenazah. “Penurunan jenazah paling sulit terjadi dari ketinggian 8.700 meter dekat puncak. Dalam unggahan video terlihat seorang Sherpa membantu pendaki dengan respon cepat. Dari netizen di media sosial. Niatnya untuk mengevakuasi jenazah, tapi malah sebaliknya. Saya adalah seorang migran. Yang lain mengatakan jumlahnya 1,7 miliar gas per orang. Ya, saya butuh uang cepat untuk seorang pria, saya sudah menikah dan punya rumah sendiri, saya akan berusia 30 tahun, tulis yang lain. Bahayanya juga menakutkan, tulis pengguna lain. “Hidup dalam bahaya…mendaki Everest terlalu beresiko,” kata yang lain, “Aku ingin melamar pekerjaan membawa mayat, aku khawatir aku akan berakhir dengan mayat,” tulis yang lain. Pria itu meninggal. menara air di Silandak Polisi menyebut jenazah pria yang ditemukan di menara air sebuah rumah di kawasan Silandak, Jakarta Selatan, hari ini menuai kemarahan warga. VIVA.co.id 27 Januari 2024

Total
0
Shares
Leave a Reply
Previous Post
Kritik Terselubung Cristiano Ronaldo Untuk Lionel Messi C6ae54a.jpg

Kritik Terselubung Cristiano Ronaldo untuk Lionel Messi

Next Post
Jatim Tembus Sejuta Anak Diimunisasi Di Hari Pertama Sub Pin Polio 9235688.jpg

Jatim Tembus Sejuta Anak Diimunisasi di Hari Pertama Sub PIN Polio

Related Posts