REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anak juga bisa menderita diabetes. Fadiana, dokter spesialis endokrinologi dan konsultan anak, mengingatkan para orang tua untuk selalu mewaspadai jika berat badan anak turun drastis, karena bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh diabetes.
“Pada diabetes tipe 1, tubuh berusaha mencari alternatif produksi energi, salah satunya dengan memecah simpanan lemak. Jika lemak perlu dipecah, maka terlihat penurunan berat badan sehingga anak terlihat kurus,” kata Ghaisani. dalam obrolan online di Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Ghaisani menjelaskan. Pada diabetes, tubuh tidak dapat memproduksi insulin. Akibatnya, jaringan tidak mampu menggunakan gula darah untuk produksi energi, sehingga tubuh mencari alternatif produksi energi dengan cara memecah jaringan otot atau lemak.
“Penurunan berat badan pada anak dan remaja akan sangat terlihat karena masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga sebaiknya kita terus memantau berat badan dan tinggi badan anak sejak lahir,” kata dokter RS Cipto Mangunkusumo. (RSCM) Jakarta.
Ghaisani mengatakan dokter selalu mengajarkan orang tua untuk memperhatikan alur kurva tumbuh kembang anaknya.
“Kalau sudah terjadi penurunan yang merupakan tanda kewaspadaan, ada baiknya dicari tahu apa penyebabnya, bisa jadi diabetes, selain gejala klasik lainnya seperti buang air kecil yang banyak, cepat haus, dan cepat lapar,” dia dikatakan.
Ghaisani juga mencatat bahwa sebagian besar diabetes tipe 1 pada anak-anak tidak terdiagnosis sejak awal, namun menjadi komplikasi.
“Seringkali anak-anak menderita penyakit serius, seperti sesak napas, kadang sakit perut, mual, dan muntah. Meski diagnosisnya sering kali terlewat,” ujarnya.
Jadi sakit perut, mual atau muntah itu ada hubungannya dengan gastroenteritis atau infeksi saluran cerna, sesak nafas sering dikira pneumonia atau radang paru-paru, sehingga sering terlewat kalau diukur gula darahnya sudah di atas 500, imbuhnya. . .