Intip Kinerja Keuangan Harta Djaya Karya yang Bakal Catatkan Saham di BEI

bisnis
Intip Kinerja Keuangan Harta Djaya Karya Yang Bakal Catatkan Saham Di Bei 06e3dae.jpg

Liputan6.com, Jakarta – Saham PT Harta Djaya Karya Tbk akan segera diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencananya, saham perseroan akan dicatatkan dan mulai diperdagangkan pada 7 Februari 2024 dengan kode MEJA.

Pada awal berdirinya, Harta Djaya Karya bekerja di bidang konstruksi sebagai desainer, meliputi pekerja konstruksi, jasa desain interior, dan bisnis furnitur. Dalam pertumbuhannya, perusahaan kini fokus pada tiga segmen bisnis, antara lain konsultasi desain, desain interior, dan manufaktur furnitur.

Berdasarkan prospektus IPO perseroan yang dipublikasikan di e-ipo, Minggu (21/1/2024), pendapatan perseroan per 31 Juli 2023 sekitar Rp 16,54 miliar, terutama berasal dari jasa konstruksi. Pendapatan tersebut meningkat 1,45% dibandingkan periode 31 Juli 2022 senilai Rp16,31 miliar.

Meski mengalami peningkatan pendapatan, namun perseroan berhasil menurunkan jumlah pendapatan menjadi Rp8,6 miliar pada Juli 2023 dibandingkan Rp9,3 miliar pada Juli 2022. Dengan demikian total pendapatan pada Juli 2023 adalah sebesar Rp7,93 miliar.

Total pendapatan tercatat meningkat 13,93% dibandingkan periode 31 Juli 2022 yang tercatat Rp 6,97 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh kinerja harga pokok penjualan pada 31 Juli 2023 yang mengakibatkan terjadinya inflasi khususnya pada pendapatan konstruksi.

Hingga Juli 2023, perseroan mencatatkan peningkatan beban lain-lain seperti laba sebelum pajak turun menjadi Rp3,15 miliar dari Rp3,56 miliar pada Juli 2022. Setelah membayar pajak, perseroan melaporkan laba tahun berjalan Juli 2023 sebesar Rp2,84. miliar.

Pendapatan ini turun 7,79% dibandingkan Rp3,08 miliar pada Juli 2022. Total aset perseroan per 31 Juli 2023 sebesar Rp50,28 miliar naik Rp16,65 miliar. Angka tersebut meningkat 49,51% dibandingkan total aset per 31 Desember 2022 sebesar Rp 33,63 miliar.

Total utang per 31 Juli 2023 sebesar Rp 18,62 miliar. Liabilitas Juli 2023 mengalami penurunan Rp1,94 miliar atau 9,43% dibandingkan total utang per 31 Desember 2022 sebesar Rp20,56 miliar. Sedangkan nilai perseroan per 31 Juli 2023 sebesar Rp 31,66 miliar. Angka tersebut meningkat Rp18,59 miliar atau 142,23% dibandingkan utang per 31 Desember 2022 sebesar Rp13,07 miliar.

Sebelumnya diumumkan bahwa PT Harta Djaya Karya Tbk akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (EIB) melalui penawaran umum perdana (IPO). Dalam pesanan tersebut, perseroan menerbitkan total 480 juta saham dengan nilai nominal Rp20 per saham.

Jumlah saham tersebut setara dengan sebanyak-banyaknya 25,03% dari pendapatan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran dipatok sekitar Rp 100-103 per saham. Melalui IPO tersebut perseroan mengantongi dana maksimal Rp 49,44 miliar.

Bersamaan dengan IPO, perseroan juga menerbitkan 480 juta waran Seri I atau 33,39% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama masa pendaftaran. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma kepada seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan pada tanggal pemberian, dengan ketentuan setiap pemegang Waran Seri I baru Menerima.

Setiap Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham baru perusahaan tercatat tersebut. Waran seri I merupakan surat berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perseroan dengan nilai nominal Rp20 per saham dengan harga pelaksanaan Rp115 dan Rp125 per saham.

Pemegang Waran Seri I dapat melaksanakan Waran Seri I dalam bentuk saham setelah 18 bulan sejak diterbitkannya Waran Seri I, sampai dengan 6 bulan setelahnya, pada tanggal yang tercantum dalam Formulir Pengumuman yang dibuat oleh Penerbit dalam rangka penawaran umum. .

Dengan dipublikasikannya prospektus perseroan melalui laman e-ipo, perseroan berencana mengalokasikan sekitar 24% dana IPO atau sekitar Rp 10,9 miliar untuk pembelian aset tetap berupa produk kantor, peralatan kerja, dan kendaraan.

Setelah itu, sekitar 4% akan dialokasikan untuk penyewaan rumah dan mobil serta penciptaan informasi dan komunikasi. Sisanya sebesar 72% atau Rp 32,7 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, biaya kontrak, desain interior, dan furnitur.

Untuk sementara, dana hasil pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, penunjang produk, biaya produksi dan biaya operasional lainnya.

Pasca IPO, manajemen perseroan berniat membayarkan keuntungan kepada pemegang saham perseroan hingga 50%. Mulai tahun 2024 berdasarkan hasil tahun berjalan tahun anggaran 2023.

Besarnya dividen akan tergantung pada hasil ekonomi dan pendapatan perusahaan, serta bisnis perusahaan, kebutuhan modal, belanja modal dan rencana investasi di masa depan.

Jadwal IPO PT Harta Djaya Karya Tbk

Awal periode gratis: 18-24 Januari 2024

Batas Waktu Pendaftaran: 29 Januari 2024

Periode publik gratis: 31 Januari 2024 – 5 Februari 2024

Batas Waktu Pendaftaran: 5 Februari 2024

Tanggal pengiriman elektronik: 6 Februari 2024

Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia: 7 Februari 2024

Mulai diperdagangkannya Waran Seri I : 7 Februari 2024

Akhir perdagangan Waran Seri I : – Perdagangan reguler dan perdagangan : 3 Februari 2026 – Market place : 5 Februari 2026

Masa Waran Seri I : 7 Agustus 2025 – 6 Februari 2026

Tanggal kadaluarsa Waran Seri I : 6 Februari 2026

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (EIB) menargetkan mencatatkan sekitar 62 saham baru melalui penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan IPO 2023 yang mencapai 79 penjual.

“Kalau bicara IPO saham tahun depan, jumlahnya 61 atau 62,” kata Presiden BEI Iman Rachman, berbicara, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, bursa setidaknya sudah memenuhi separuh dari target IPO yang ada dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset antara Rp50 hingga 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset kurang dari Rp50 miliar. Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan di bidang bahan baku

• 6 perusahaan di sektor konsumen siklis

• 4 Pasar konsumen korporat non-siklus

• 2 Perusahaan sektor ketenagalistrikan

• 0 Lembaga keuangan

• 0 perusahaan medis

• 5 perusahaan di industri

• 3 Perusahaan di bidang infrastruktur

• 1 perusahaan real estate

• 5 perusahaan di industri teknologi

• 1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik

Secara keseluruhan, bursa bertujuan untuk mencatatkan efek baru termasuk pencatatan saham, surat utang dan sukuk (EBUS), dengan hak menerbitkan 230 pencatatan pada tahun 2024.

Target tersebut meningkat dari target revisi tahun ini sebanyak 200 registrasi, namun lebih rendah dibandingkan capaian akhir tahun lalu yang mencapai 385 registrasi pada 27 Desember 2023.

Selain itu, EIB menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 12,25 triliun dan menambah 2 juta investor baru. Tahun depan, bursa juga akan menghadirkan investasi saham berjangka (SSF) pada kuartal I 2024.

Total
0
Shares
Leave a Reply
Previous Post
Luna Maya Sutradarai Series Soal Toxic Relationship Akui Relate Dengan Hellip 398dab9.jpg

Luna Maya Sutradarai Series Soal Toxic Relationship, Akui Relate dengan….

Next Post
Manfaat Minyak Telon Untuk Bayi Menghangatkan Tubuh Hingga Atasi Masalah Pernapasan 3b92e87.jpg

Manfaat Minyak Telon untuk Bayi, Menghangatkan Tubuh hingga Atasi Masalah Pernapasan

Related Posts